Senin, 19 Desember 2016

CARA MENGHITUNG KAPASITAS AC

Cara menghitung kebutuhan pemakaian PK AC sesuai ruangan
Image result for AC 


Rumus pertama cara menghitung kebutuhan ac

(Panjang x Lebar x Tinggi Ruangan x Faktor 1 x 37) + (Jumlah orang x Faktor 2)
Angka Faktor 1 adalah: 
kamar tidur = 5, 
kantor atau living room = 6
restoran atau salon atau warnet atau mini market = 7
Angka Faktor 2 adalah: 
orang dewasa = 600Btu
anak-anak = 300Btu
Contohnya:
ruangan kamar tidur panjang 3m, lebar 3m dan tinggi ruangan 2.5m, dan akan ditinggali oleh 2 orang dewasa misalnya. Maka
(3 x 3 x 2,5 x 5 x 37) + (2 x 600)
= 4.162,5 + 1.200
= 5.362,5 Btu

Rumus kedua untuk menghitung kebutuhan ac yang lebih simple
dan rata-rata lebih umum digunakan untuk menghitung kebutuhan AC walaupun tidak se-akurat rumus pertama. Rumus kedua ini hanya
Panjang ruangan dikali lebar ruangan dikali 500Btu
Contoh: ruangan 3m x 3m = 9m2 x 500Btu = 4500Btu.

Nah berarti untuk mendinginkan ruangan sebesar 3m x 3m dibutuhkan AC 1/2 PK karena AC 1/2 PK memiliki BTU sebesar 5000. 
Pengertian BTU dalam AC
BTU adalah singkatan dari British Thermal Unit merupakan satuan energi yang digunakan di Amerika Serikat yang biasanya di definisikan per jam, menjadi satuan BTU/hour. Satuan ini juga masih sering dijumpai di Britania Raya pada sistem pemanas dan pendingin lama. Sekarang ini satuan ini mulai digantikan dengan satuan energi dari unit SI, yaitu Joule (J).

1 BTU/hour adalah energi yang dibutuhkan untuk memanaskan atau mendinginkan air sebanyak 1 galon air (1 pound – sekitar 454 gram) agar temperaturnya naik atau turun sebesar 1 derajat fahrenheit dalam 1 jam. Hubungannya dengan AC, BTU menyatakan kemampuan mengurangi panas / mendinginkan ruangan dengan luas dan kondisi tertentu selama satu jam.

Orang awam sering menyebut kekuatan AC itu dengan PK, sebenarnya yang diperlukan adalah satuan input dan output : input nya berapa Watt dan outputnya berapa BTU/hour. 
Pengertian PK dalam AC
PK adalah singkatan dari bahasa Belanda “Paardekracht” yang artinya tenaga kuda, atau bahasa Inggrisnya adalah HP (horse power).
1 PK = 735.5 watt / jam = 0.986 hp.
Jika ada AC 1 PK, itu artinya adalah : tenaga listrik yang digunakan kompresor AC adalah sekitar 735,5 watt (ada juga yang bilang 750 watt) dalam 1 jam.  Tapi itu belum ditambah rugi daya, kipas pendingin indoor maupun outdoor. Terkadang AC 1 PK bisa menyedot listrik sekitar 1 KWh bahkan lebih.
 Kapasitas AC berdasarkan PK:
AC ½ PK = ± 5.000 BTU/h
AC ¾ PK = ± 7.000 BTU/h
AC 1 PK = ± 9.000 BTU/h
AC 1½ PK = ±12.000 BTU/h
AC 2 PK = ±18.000 BTU/h
 

Apabila besar ruangan adalah 3m x 4m, maka jumlah Btu yang dibutuhkan adalah (12 x 500) = 6000Btu.
AC 1/2PK memiliki Btu 5000, AC 3/4PK memiliki Btu 7000, nah untuk ruangan 3m x 4m, Btu yang dibutuhkan adalah 6000, jadi mau pake AC yang mana? 1/2 atau 3/4PK? Tentu saja 3/4PK
Ini adalah alasan kenapa ruangan 3×4 harus menggunakan AC 3/4PK, walaupun kalau pake AC 1/2PK ruangan juga tetap bisa dingin.

1. Kalau anda tetap memakai AC 1/2 PK, ya ruangan tetap bisa dingin tapi AC tersebut harus bekerja 100% dengan Kecepatan Fan maksimum dan suhu remote 16 derajat misalnya baru ruangan bisa terasa dingin, terutama di siang hari apalagi bila di kamar tersebut ada jendela yang menghadap barat dimana sinar mentari siang menuju sore sedang panas-panasnya, AC tersebut pasti tidak tahan lama karena kinerja kompressor yang harus terus harus maksimal. Ini pun akan berdampak pada konsumsi listrik yang semakin boros karena kompressor akan lebih banyak hidup daripada mati. Dan pada saat kompressor menyala konsumsi listrik sebesar PK AC akan terus terkonsumsi (contoh 1/2PK konsumsi listriknya 400Watt atau 320 Watt untuk tipe Low Watt)

2. Kalau anda memakai AC 3/4 PK, anda cukup menggunakan kecepatan Fan 1, suhu remote 22 derajat dan ruangan sudah terasa dingin. Ini akan berdampak langsung pada konsumsi listrik AC tersebut, walaupun AC 3/4PK menggunakan listrik sebesar 600 Watt atau 530 Watt untuk tipe Low Watt tetapi kompressor akan lebih sering mati dan tidak perlu bekerja maksimal sehingga akan memperpanjang umur AC itu sendiri.

3. Perbedaan harga AC 1/2 PK dan 3/4 PK hanya 100 ribu Rupiah. Bukannya beda sampai 500 ribu. Jadi tidak ada alasan lain untuk ruangan 3 x 4 anda masih menggunakan AC 1/2PK. Memang di depan anda berhemat 100 ribu, tapi dalam bulan berjalan pemakaian listrik anda kami jamin akan lebih hemat bila anda menggunakan AC 3/4 PK apalagi bila dinyalakan ber jam-jam setiap harinya.

Rumus perhitungan berlaku untuk ruangan dengan tinggi langit-langit ruangan standard, yaitu sekitar 2.5 – 3m. Diatas itu setiap meter ketinggian eternit / langit-langit akan dibutuhkan 1000 Btu lagi.

Kemudian Rumus tersebut diatas juga berlaku untuk penggunaan pipa standard sampai dengan 10 meter. Bila contoh AC 1/2 PK tapi berhubung jarak indoor dan outdoor harus mencapai 13 atau 15 meter bahkan (hal ini biasa terjadi bila ada pemasangan AC di ruko dimana unit indoor berada di lantai 1, unit outdoor ada di dak atas lantai 4) maka PK AC dinaikan menjadi 3/4 PK atau bahkan 1 PK bila ruangannya juga terdapat jendela besar dan terpapar sinar matahari langsung.
SUMBER :
http://www.nationalelektronik.com/2014/08/cara-menghitung-kebutuhan-pemakaian-pk-ac-sesuai-ruangan/
http://purbakuncara.com/cara-menghitung-kapasitas-ac-berdasar-besar-ruangan/ 

Standard Operating Transformator Tegangan Menengah

Deskripsi Transformator Tegangan Menengah

Secara umum Transformator adalah alat untuk menurunkan atau menaikkan tegangan. Pada Transformator Tegangan Menengah yang akan kita jelaskan adalah untuk menaikkan tegangan.



Transformator Tegangan Menengah
   Transformator Tegangan Menengah





 

Fungsi Transformator Tegangan Menengah

Menurunkan tegangan Supply dari Panel MVMDP dalam nilai seperti pada spesifikasi dan mendistribusikan ke panel LVMDP.

Spesifikasi Transformator Tegangan Menengah

  • Tegangan Primer     : 20KV
  • Tegangan Sekunder : 0,4KV
  • Daya                            : 450KVA
  • Phase                           : 3 Phase
  • Frekwensi                   : 50 Hertz
  • Merk                             :

Pengoperasian Transformator Tegangan Menengah

Pengoperasian Transformator berhubungan langsung dengan pengoperasian Panel MVMDP.
Masalah yang sering muncul adalah:
  1. Phase yang tidak sesuai atau arah putaran yang tidak sesuai hal ini bisa diperbaiki dengan menukar Power In Put / Sekunder antara Phase R dan T dengan menukar tempat.
  2. Sebelum pengoperasian cukup dilakukan pemeriksaan kontrol – kontrol yang ter tanam dalam trafo berfungsi dengan baik serta ketinggian Oli didalam trafo masih memenuhi standar yang ditentukan sesuai pada manual book-nya.
  3. Periksa pada In Coming LVMDP agar pada posisi OFF hal ini menghindari pemberian beban yang tiba tiba kepada Transformator pada pengoperasian awal dan untuk pengoperasian lanjutan pada keadaan normal hal itu sudah secara otomatis terjadi prosesnya.
  4. Dan agar ada pengamanan pada instalasi gedung , antisipasi kelebihan tegangan yang mungkin terjadi.

Lain- lain tentang Transformator Tegangan Menengah

  • Pastikan pemberian pengaman luar Transformator, misalnya pemberian pagar pelindung agar hanya orang orang tertentu yang bisa memiliki akses masuk.
  • Pastikan pergantian udara didalam ruang Transformator berjalan dengan baik.
  • Selalu beri tanda peringatan bahwa area disekitar Transformator berbahaya.

Mengatasi masalah Transformator Tegangan Menengah

Tidak ada power keluar dari Transformator

  1. Pada prinsipnya ketidakadaan power keluar pada Transformator berhubungan langsung dalam point mengatasi masalah pada Panel MVMDP sub Tidak ada power keluar dari MVMDP.
  2. Jika pada point Mengatasi masalah pada Panel MVMDP ( tidak ada power keluar dari MVMDP) terpenuhi, maka bisa dipastikan Gulungan Primer atau Sekunder Transformator mengalami masalah/ putus.
  3. Dengan deteksi awal sebagai berikut :
  • Lakukan pemberian power pada Transformator / seperti langkah yang sudah diterangkan diatas, Secara kasat mata Transformator akan sedikit mengeluarkan getaran / bunyi braming (haming) hal ini terjadi karena proses induktansi pada kumparan-nya.
  • Jika hal itu tidak terjadi sudah di pastikan Kumparan Primer Sekunder putus. Untuk hal ini hubungi penyedia layanan Transformator terkait.
  • Jika pada pemasukkan power pada kumparan sekunder berjalan normal (terdengar suara haming / braming , akan tetapi tidak ada power yang keluar dari Transformator, sudah dipastikan kumparan Primer mengalami putus).
Catatan : Kumparan Transformator bisa putus hanya satu phase dan biasanya pada panel lanjutan (LVMDP) tertanam pengaman akan hal itu yang fungsinya power tidak akan bisa masuk In Coming jika hanya membawa 2 atau 1 Phase saja.

Minggu, 18 Desember 2016

Dasar Ilmu Listrik

Sekilas Tentang Listrik


Di abad modern ini, listrik sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Begitu pentingnya hampir tidak ada teknologi tanpa menggunakan listrik, dengan kata lain listrik sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Di Pusat Pembangkit Listrik, energi primer (seperti minyak, batubara, gas, panas bumi dan lain-lain) di ubah menjadi energi listrik, alat pengubah energi tersebut adalah generator / alternator, generator mengubah energi mekanis (gerak) menjadi energi listrik. Adanya perpindahan energi dalam suatu rangkaian akan membangkitkan medan listrik (elektro magnetik) sehingga timbullah apa yang disebut dengan arus listrik. 


Dalam perkembangannya, banyak ilmuwan yang telah menyumbangkan pemikirannya tentang listrik. Namun yang paling dikenal dan paling populer dalam sejarah kelistrikan adalah seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Michael Faraday (lahir tahun 1791 M), yang telah banyak menciptakan temuannya serta mengemukakan teori-teori tentang ilmu pengetahuan yang dikenal sampai sekarang. Salah satunya tentang pengaruh elektro magnetik terhadap pembangkitan energi listrik yang disebut dengan Hukum Faraday (ditemukan tahun 1831 M).

 Cukup untuk pengenalan tentang asal muasal LISTRIK.



1. Ampere/Arus Listrik.

Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.



Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.

“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”
Formula arus listrik adalah:

I = Q/t (ampere)

Dimana:   I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
             Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
               t =  waktu, detik


 Arus Listrik di bagi menjadi 2, yaitu Arus Listrik searah (DC) dan Arus Listrik Bolak-Balik.


Arus Listrik Searah (direct current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah. Sumber arus listrik searah biasanya adalah baterai (termasuk aki dan Elemen Volta) dan panel surya. Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja arus searah mengalir pada semi-konduktor, isolator, dan ruang hampa udara
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang "tampak" mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Penyaluran tenaga listrik komersil yang pertama (yang dibuat oleh Thomas Edison di akhir abad ke 19) menggunakan listrik arus searah. Karena listrik arus bolak-balik lebih mudah digunakan dibandingkan dengan listrik arus searah untuk transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga listrik, di zaman sekarang hampir semua transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus bolak-balik.

sedangkan

Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).
Secara umum, listrik bolak-balik berarti penyaluran listrik dari sumbernya (misalnya PLN) ke kantor-kantor atau rumah-rumah penduduk. Namun ada pula contoh lain seperti sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel, yang juga merupakan listrik arus bolak-balik.



2. Voltage/Tegangan Listrik.


Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt.

rumus tegangan ialah:       V = I x R
dimana: V = Beda potensial pada kedua ujung rangkaian. Dinyatakan dengan satuan Volt (V).
             I = Kuat arus listrik yang mengalir pada sutu rangkaian. Dinyatakan dengan satuan Ampere (A).
            R = Besarnya hambatan dalam sebuah rangkaian. Dinyatakan dengan satuan Ohm (Ω).

3. Resistance/Hambatan Listrik.

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik yang mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut: 
                                              R = V / I
Dimana: R = Besarnya hambatan dalam sebuah rangkaian. Dinyatakan dengan satuan Ohm (Ω).
             V = Beda potensial pada kedua ujung rangkaian. Dinyatakan dengan satuan Volt (V).
              I =  Kuat arus listrik yang mengalir pada sutu rangkaian. Dinyatakan dengan satuan Ampere (A).

 4. Daya Listrik.

Daya listrik didefinisikan sebagai laju hantaran energi listrik dalam sirkuit listrik. Satuan International Daya Listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/detik).
 Dan dirumuskan sebagai berikut:
                                                    P =  V . I
Dimana:   P  = adalah daya (watt atau W)
               I  = adalah arus (ampere atau A)
              V  =  adalah perbedaan potensial (volt atau V).

Kamis, 15 Desember 2016

FAKTOR DAYA LISTRIK (POWER FACTOR ELECTRIC)

FAKTOR DAYA LISTRIK ( POWER FACTOR ELECTRIC )

Faktor daya listrik adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya buta, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
       

dimana :
P = daya aktif dalam KW
S = daya buta dalam KVA
Umumnyaa faktor daya listrik ini disebut juga coshinus phi. ( cos  φ ).
Beberapa istilah listrik yang perlu diketahui yang erat kaitannya dengan faktor daya listrik antara lain :
Daya aktif ( P ) :
adalah daya yang timbul akibat mengalirnya arus listrik melalui hambatan / resistor seperti lampu pijar, elemen pemanas atau heater.
Daya ini dipergunakan untuk melakukan kerja atau dengan kata lain daya yang benar-benar digunakan sesuai dengan kebutuhan tenaga listrik.
Satuan dari daya aktif ini adalah Watt atau kilo Watt.

Daya reaktif ( Q ) :
a. Daya reaktif induktif :
     adalah daya yang timbul akibat mengalirnya arus  listrik melalui kumparan-kumparan kawat 
     seperti pada motor-motor listrik, transformer, balast pada lampu neon dll.
b. Daya reaktif kapasitif :
     adalah daya yang timbul akibat mengalirnya arus listrik pada sebuah kapasitor.
Satuan dari daya reaktif ini adalah volt ampere reaktif ( VAR ) atau kilo volt ampere reaktif (KVAR).
Daya buta ( S ) :
adalah hasil perkalian antara arus dan tegangan listrik pada suatu beban.
Secara matematis dinyatakan dengan persamaan :
      S =  3 x V x I      ( untuk sistem 3 phase )
dimana :
V = tegangan antar phase dari sistem, satuan volt
 I =  arus listrik beban, satuan ampere
S =  daya buta , satuan volt ampere.
Hal ini dapat pula dinyatakan sebagai penjumlahan secara vektoris antara daya aktif dengan daya reaktif.




gambar : segitiga daya.
Hubungan antara ketiga daya listrik tersebut, secara matematika dapat dinyatakan sebagai berikut :

contoh :
Sebuah motor listrik mempunyai daya 37 KW pada tegangan 380 volt, 50 Hz, efisiensi motor 0,9. faktor daya listrik motot tersebut 0,6 dan disuplai dari sumber listrik dengan menggunakan  kabel sepanjang 180 meter dan hambatan kabel 0,0005 ohm / meter. Motor listrik ini bekerja 160 jam / bulan. Biaya listrik / Kwh = 680,-.
Dari data-data tersebut diatas diperoleh :
Daya listrik yang dibutuhkan :
Daya buta motor listrik :

Daya reaktif motor listrik :
  Q = S x sin phi
      = 68,52 x 0,8  =   54,82 Kvar
Arus listrik per phase :
Rugi-rugi pada saluran :
        P  =   3 x R x I2
            =   3  x ( 0,0005 x 180 ) x (104,22 x 104,22)
            =   2932,69 watt
            =    2,93 Kw
Total Kwh per bulan  =  ( 41,11 + 2,93 )  x  160  =   7.046,40 Kwh
Biaya listrik per bulan  =  7046,40  x  Rp. 680,-  =  Rp. 4.791.552,-
Semakin besar faktor daya / cos Phi, maka semakin kecil arus listriknya sehingga rugi-rugi saluran semakin kecil. Jumlah Kwh per bulan semakin kecil, sehingga biaya listrik per bulan semakin kecil.
PERBAIKAN FAKTOR DAYA LISTRIK
( POWER FACTOR CORRECTION )
Pada umumnya suatu pabrik mempunyai faktor daya listrik yang rendah, hal ini disebabkan karena banyak menggunakan peralatan-peralatan seperti mesin-mesin, mesin las, lampu TL, transformewr dan lain -lain. Dibawah ini diberikan beberapa contoh faktor daya listrik dari beberapa pabrik berdasarkan pengalaman.

Industri
Faktor daya listrik
Textile
0,65 – 0,75
Chemical
0,75 – 0,85
Machine shops
0,40 – 0,65
Arc welding
0,35 – 0,40
Foundries
0,50 – 0,70
Steel works
0,60 – 0,85
Clothing factories
0,35 – 0,60

Untuk mendapatkan harga yang pasti dari besarnya faktor daya listrik, maka haruslah dilakukan pengukuran dengan menggunakan cos phi meter.
Untuk memperbaiki besarnya faktor daya listrik ini dapat dilakukan dengan memasang kapasitor daya secara paralel terhadap beban listrik tersebut. Hal ini dikarenakan pada faktor daya listrik yang rendah, peralatan listrik banyak menarik daya reaktif induktif sehingga perlu dikompensir dengan daya reaktif kapasitif agar faktor daya listrik dari peralatan tersebut menjadi lebih besar.
Besarnya rating kapasitor daya dapat ditentukan setelah didapat data-data dari peralatan listrik, kemudian dilakukan perhitungan untuk mendapatkan rating kapasitor daya tersebut.
Rating kapasitor daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

           Qc  =   P   (  tan phi 1  -  tan  phi 2  )

dimana ;

Qc             =  besarnya rating kapasitor daya ( KVAr )
 p              =   daya aktif atau beban listrik ( Kw )
 tan phi 1  =   diperoleh dari faktor daya listrik / cos phi awal
 tan phi 2  =   diperoleh dari faktor daya listrik / cos phi yang diinginkan.
Contoh :
dari data-data  yang didapat dan hasil pengukuran yang dilakukan di suatu pabrik diperoleh data ;
Daya terpasang / daya buta                                =      630 KVA
Arus maksimum                                                 =      550 Ampere
Tegangan sistem                                                 =      380 Volt
Faktor daya listrik / cos phi                                =      0,60
Frekwensi                                                           =       50 Hz
Faktor daya listrik pabrik tersebut akan diperbaiki menjadi 0,95 dengan menggunakan kapasitor daya.
Dari data-data tersebut diatas dapat dihitung besarnya daya aktif / beban pabrik tersebut dengan menggunakan persmaan :
        P   =   3 x V x I x cos phi1
             =    1,73 x 380 x 550 x 0,60
             =     216.942 watt
             =     216,94 Kw
Besarnya rating kapasitor daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
        Qc  =   P   ( tan phi1  -  tan phi2  )
dimana ;
cos phi 1 = 0,60       maka   tan phi 1  =  1,33
cos phi 2 =  0,95      maka    tan phi2  =   0,33
jadi :
         Qc  =  216,94 ( 1,33 – 0,33 )
                =  216,94 KVAr
Untuk memperbaiki faktor daya listrik / cos phi dari 0,60 menjadi 0,95 dibutuhkan power kapasitor dengan rating sebesar 216,94 KVAr atau  ( 8 x 30 KVAr ).             
contoh :
Data-data trafo dan hasil pengukuran panel untuk painting line sebagai berikut :
Daya trafo                     =  630 KVA /  957 Ampere
Tegangan sistem            =  380 Volt
Arus maksimum            =  756 Ampere
Faktor daya / cos φ        =  0,70
Frekwensi                      = 50 Hz
Faktor daya tersebut akan diperbaiki menjadi 1,00 dengan menggunakan kapasitor daya.
Dari data tersebut dapat dihitung daya aktif beban tersebut dan besarnya kapasitor daya yang akan dipasang :
               
               P   =   3 x V x I x cos phi1
                    =   1,73 x 380 x 756 x 0,7
                     =   348.308 watt
                     =   348,30 Kw
Besarnya arus yang mengalir setelah cos φ menjadi 1,00 adalah :
              
Sehingga ada penghematan arus sebesar 756  A – 529,2 A  =  226,8 A
Pemakaian daya trafo :
                   
untuk cos φ   =   0,70               =              ( 756 / 957 )  x 100%     =  78,9 %
                   
untuk  cos φ  =  1,00                =            ( 529,2 / 957 )  x 100%  =  55,29 %
sehingga ada penghematan daya sebesar 23,61 % dari 630 Kva = 148,74 Kva = 148,74 Kw
Penghematan biaya listrik per jam :
WBP    =    148,74 Kw  x 1 jam x Rp. 1020,-   =  Rp. 151.714,-
LWBP  =    148,74 Kw  x  1 jam x Rp. 680,-    =  Rp. 101.143,-
Penghematan biaya listrik per hari ( 2 shift : WBP = 3 jam ; LWBP  =  11 jam ) :
WBP    =  Rp. 151.714,-  x 3 jam    =   Rp. 455.142,-
LWBP  =  Rp. 101.143,-  x 11 jam  =   Rp. 1. 112.573,-
Total penghematan per hari ( 2 shift ) = Rp. 1.567.715,-
Kebutuhan kapasitor daya untuk panel painting line adalah :
   Qc  =   P   ( tan phi1  -  tan phi2  )
dimana ;
cos phi 1 = 0, 70     maka   tan phi 1  =  1, 02
cos phi 2 =  1,00     maka    tan phi2  =   0
jadi :
   Qc  =  348,3  ( 1,02  - 0 )
          =  355,3 KVAr    atau  (  8  x 50 KVAr ).
contoh :
Lampu TL 20 watt, voltage 220 volt dari hasil pengukuran diperoleh data sebagai berikut :
Arus     =  0,30 Ampere
Voltage =  220 volt
Berapa besarnya kapasitor yang harus dipasang agar cos φ  -nya menjadi  0,90 ?
Berapa arusnya setelah cos   φ  -nya 0,90 ?
 Jawab :
Tanpa kapasitor :
Dengan kapasitor  :
Sehingga :  Qc  =   QL1  -  QL2  =  62,9  -  9,63  =  53,27 Var
Kapasitor yang harus dipasang adalah :